Tidak Hanya Indonesia, Negara Mesir Juga Memindahkan ibu kotanya Ada Apa? - KONTEN VIRAL

Tidak Hanya Indonesia, Negara Mesir Juga Memindahkan ibu kotanya Ada Apa?


Pada tahun 2015, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengumumkan bahwa negara akan mengubah ibu kotanya menjadi kota baru yang akan dibangun 50 km sebelah timur dari ibu kota yang ada yaitu Kairo.

Kota ini dinamai sebagai "Ibukota Administratif Baru" harus dibuka pada 2019 tapi tertunda menyusul merebaknya Covid-19 yang melanda dunia. Tindakan mengubah ibu kota yang sebenarnya bukanlah tindakan asing bagi bangsa-bangsa di dunia ini.

Selain Mesir, ada negara lain termasuk Palau (2006), Burma (2005), Nigeria (1991)
dan Belize (1970) juga telah pindah ke ibu kota baru karena suatu alasan. Jadi, dalam artikel ini kita akan mengulik mengapa Mesir memilih untuk mengubah ibu kotanya ke kota baru? 

1. Latar Belakang Mesir

Mesir atau Republik Arab Mesir adalah demokrasi sosial berbentuk republik dipimpin oleh Presiden. Mesir terletak di sudut timur laut Afrika. Mesir Tengah, lembah dan delta sungai Nil adalah rumah bagi salah satu peradaban besar di Timur Tengah kuno.

Seperti negara-negara Arab lainnya Mesir memiliki banyak wilayah yang dikelilingi oleh gurun tandus. Hanya sebagian kecil dari daerah gurun Mesir cocok untuk pertanian. Salah satu harta terbesar Mesir adalah Sungai Nil yang menjadi sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat Mesir.

Sektor pertanian Mesir sangat bergantung pada air dari Sungai Nil. Mesir adalah negara terpadat ketiga di Afrika dan terpadat di bagian paling utara benua. Negara ini diproyeksikan memiliki lebih dari 102 juta orang yang tinggal di dalamnya sampai tahun 2021.

Ibukotanya, Kairo, memiliki populasi lebih dari 10 juta orang. Sementara gubernur Giza sebagian dikategorikan sebagai milik wilayah metropolitan Kairo Raya dan di mana piramida berada adalah rumah bagi sekitar 9,2 juta orang.

2. Fungsi Ibukota

Ibukota menurut definisinya adalah tempat kekuasaan dan tempat proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan serta masa depan negara. Fungsi ibu kota berbeda dengan kota lain dimana ibu kota berfungsi sebagai ibu kota untuk memastikan pusat yang kuat dan langgeng.

Selain itu, ibu kota juga membutuhkan lingkungan khusus yang menyediakan apa yang dibutuhkan untuk kinerja yang aman dan efisien menjalankan fungsinya sebagai pemerintahan. Dalam hal sejarah pusat ekonomi suatu negara bagian atau wilayah
sering juga menjadi pusat kekuasaan politik.

Modal biasanya menarik orang dengan keterampilan yang sesuai untuk politik atau administrasi. Selama Abad Pertengahan di Eropa negara bagian seperti Babel, Athena, dan London sering-seringlah berbuah modal dan itu normal.

Beberapa negara memiliki beberapa ibu kota sementara ada juga negara yang memiliki satu kota sebagai ibukotanya tetapi dengan sebagian besar lembaga pemerintah berlokasi di tempat lain.

Di Chili misalnya Santoogo adalah ibu kota resmi tetapi Kongres Nasional berlokasi di Valparaiso. Sementara beberapa negara kecil yang berfungsi lebih sebagai negara kota seperti Monaco dan Singapura juga menganggap negara itu sendiri sebagai ibu kota.

3. Ibukota baru Mesir 

Ibukota administratif baru Mesir terletak di sebelah timur ibu kota lama, Kairo yaitu di daerah antara Cairo-Suez Road dan Jalan Kairo-Ain Sokhna. Situs ini terletak sekitar 60 km dari kota Suez dan Ain Sokhna serta pusat Kairo.

Ibukota administrasi baru memiliki total biaya $ 60 miliar dengan total luas proyek sekitar 170.000 hektar dan perkiraan populasi 6,5 juta orang dibuat dalam sebuah langkah untuk mengurangi kemacetan di Kairo.

Tahap pertama proyek ini mencakup 40.000 hektar yang melibatkan pemerintah kabupaten distrik bisnis dan distrik diplomatik. Ibukota baru ini juga dikenal sebagai "New Administrative Captal" (NAC). diharapkan untuk menampung kedutaan, instansi pemerintah, parlemen dan 30 kementerian.

Ibukota baru ini tidak hanya akan pindah gedung administrasi di luar Kairo tetapi juga menciptakan perumahan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat suatu negara. Pembangunan "kota pintar" baru juga diharapkan dapat memberikan gaya hidup yang lebih baik dengan fasilitas umum seperti rumah sakit sekolah dan universitas yang canggih.

4. Faktor-faktor yang mengubah ibu kota Mesir 

Populasi Kairo terlalu padat Diumumkan pada tahun 2015 oleh Menteri Perumahan Mesir saat itu relokasi ibu kota Mesir di Kairo ke daerah baru adalah solusi dari masalah kemacetan yang melanda Kairo selama ini.

Area baru terletak 45 km sebelah timur kota Kairo semoga berdampak positif dengan dibukanya daerah baru lainnya selain itu akan mempersingkat waktu tempuh yang harus ditempuh untuk tiba di Terusan Suez.

Sampai saat ini, populasi ibukota Kairo adalah sekitar 10 juta dan ini sekaligus membuat Kairo sebagai salah satu kota terpadat di dunia. Berdasarkan data Bank Dunia biaya ekonomi kemacetan lalu lintas di Kairo bisa mencapai 4% dari PDB negara pada tahun 2010.

Dalam kasus Mesir, pembangunan ibu kota baru dilihat sebagai perpanjangan dari kota tua yang bertujuan untuk mengurangi kelebihan penduduk dan kemacetan lalu lintas yang telah menjadi masalah besar bagi masyarakat Kairo.

5. Kota berteknologi tinggi 

Kota baru dirancang sebagai model berteknologi tinggi untuk masa depan Mesir dengan hadirnya pusat kendali yang akan memantau infrastruktur dan keamanan secara elektronik, atap dengan panel surya, pembayaran tanpa uang tunai, dan ruang terbuka hijau seluas 15 meter persegi untuk setiap penduduk.

Pembangunan ibu kota baru ini juga direncanakan dengan cermat untuk menghindari masalah yang pernah dihadapi di ibukota lama, Kairo diulang lagi. Kawasan bisnis ini diharapkan akan dibuka mulai tahun 2023.

Sedangkan jaringan kereta listrik dan monorel juga sedang dibangun. Sampai saat ini, sekitar 5.000 dari 20.000 unit rumah dijual di area perumahan fase pertama yang diharapkan akan dibuka pada Mei 2022.

Baru-baru ini, Presiden Abdel Fattah al-Sisi telah mengarahkan pemerintah untuk mulai pindah ke ibukota administrasi baru sejak Desember lalu. Pemerintah juga mengumumkan 1,5 miliar pound Mesir sebagai insentif bagi pegawai negeri sipil terpilih untuk pindah ke ibu kota baru.

6. Investasi masa depan 

Dari sisi positif di Kairo Timur dan sekitarnya diperkirakan 1,1 triliun pound Mesir akan dihabiskan untuk transportasi antara tahun 2022 dan 2024. Sepertiga dari jumlah itu untuk jaringan jalan baru yang akan menghubungkan lebih banyak area pelayanan dasar serta pelayanan mobilitas.

Menurut Presiden juga tujuan pembangunan ibu kota baru ini adalah untuk lebih menyederhanakan kehidupan masyarakat dengan mengurangi jumlah waktu yang hilang mengurangi tekanan publik, selain menghentikan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan lebih banyak polusi.

Perluasan Terusan Suez Faktor penting lainnya adalah lokasi ibu kota baru ini terletak di antara Kairo dan Terusan Suez dengan jalur perdagangannya yang menguntungkan. Di bawah proyek ekspansi baru pemerintah Mesir sedang dalam proses pelebaran kanal lebih lanjut untuk memungkinkan kapal berlayar di kedua arah sekaligus dan jika berhasil maka itu berpotensi menggandakan pendapatan perdagangan dihasilkan oleh pemerintah Mesir.

Kesimpulannya, faktor kepadatan penduduk di Kairo yang telah mencapai 10 juta jiwa
menjadikannya kota mega pada gilirannya menyebabkan kemacetan lalu lintas yang telah berubah menjadi kanker dalam kehidupan orang-orang Kairo yang menjadi salah satu faktor utama pergerakan ibu kota Mesir. Masalah ini sebenarnya banyak menimbulkan dampak negatif bagi warga termasuk dampaknya terhadap kesehatan dan kesehatan mental mereka.

Belum ada Komentar untuk "Tidak Hanya Indonesia, Negara Mesir Juga Memindahkan ibu kotanya Ada Apa?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel